Selasa, 08 Maret 2011

Jenis Batuan Pada Lapisan Kerak Bumi


Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
Batu Granit
Warna : merah jambu-abu abu(felsic/batuan beku asam)
Tekstur :
· Keseragaman bentuk Kristal : equigranul
·Derajat kristalisasi : holokristalin
·Ukuran butir : porfiritik
· Kesempurnaan bentuk Kristal : subhedral
Struktur : massive(batuan beku intrusive)
2. Obsidian
Warna : Hitam, abu-abu, hijau tua, merah, kuning, merah muda
Tekstur :
·Keseragaman bentuk Kristal : equigranular
·Derajat kristalisasi : holokristalin
· Ukuran butir : fanerik
·Kesempurnaan bentuk Kristal : euhedral
Struktur : massive(batuan beku dalam)
Kegunaannya :
Obsidian telah digunakan untuk pisau dalam operasi, sebagai pisau obsidian disusun dengan baik bermata banyak kali lebih tajam dari baja berkualitas tinggi pisau bedah bedah, ujung tombak dari mata yang hanya sekitar 3 nanometer tebal. Bahkan logam tajam pisau memiliki pisau, bergerigi tidak teratur bila dilihat di bawah mikroskop cukup kuat; ketika diperiksa bahkan di bawah mikroskop elektron pisau obsidian masih mulus dan bahkan. Satu studi menemukan bahwa bekas luka sayatan obsidian dihasilkan sempit, sel-sel radang lebih sedikit, dan jaringan granulasi kurang dalam kelompok tikus.
Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat.
Batuan Sedimen
Batuan endapan terbentuk karena adanya peristiwa pelapukan (perombakan) batuan di permukaan bumi. Hasil pelapukan tersebut berupa butiran-butiran yang bermacam-macam ukurannya. Butiran-butiran hasil pelapukan ada yang menumpuk di tempatnya dan ada yang terangkut oleh air atau angin. Setelah mengendap cukup lama, butiran-butiran tersebut menyatu dan terbentuklah batuan endapan.
Berdasarkan bentuk butirannya, batuan endapan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu konglomerat dan breksi. Konglomerat adalah batuan endapan yang butirannya kasar dan bundar, sedangkan breksi adalah batuan endapan yang butirannya kasar dan bersudut-sudut tajam. Selain konglomerat dan breksi, masih ada beberapa batuan yang termasuk batuan endapan, antara lain batu pasir, serpih, dan kapur.
Batu Pasir
Batu pasir berbentuk butir-butir kuarsa yang disemen oleh batuan berbutir lebih halus berupa gamping. Warna batu pasir bermacam-macam tergantung kepada warna bahan penggabungnya.
BATU SERPIH
Batu serpih berasal dari endapan mineral dari butiran yang sangat halus , permukaanya licin dan mudah belah, berwarna putih keruh.
BATU BREKSI
Batu yang terdiri atas kerikil-kerikil yang berpinggiran tajam bukan kerikil-kerikil bulat.
BATU GAMPING
Batu gamping adalah merupakan endapan yang berlapis-lapis , kebanyakan terjadi dari endapat kimia dan lainnya terbentuk dari kerangka berkapur jasad-jasad renik organisme laut. Batu gamping merupakan bahan penting dalam industri pembuatan baja dan gelas serta industri semen.
BATU KONGLOMERAT
Batu konglomerat terbentuk dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang karena gaya beratnya sehingga terpadatkan dan terikat. Ciri uatmanya adalah meterial kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu ama lainnya.
Batuan Malihan atau Metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat nya, batuan sebelumnya akan berubah tekstur dan strukturnya.
Contoh Batuan Malihan (Metamorf)
Azurt mineral, topas, batu permata, batubara, batu sabak, batu pasir, batu pualam atau marmer, antrasit

DRAMA

Pengertian Drama
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan yang dipertunjukkan dalam suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.
Jenis - Jenis Drama
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1.Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Alur
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
(a) Paparan (exposition), yakni tahap cerita tempat pengarang mulai melukiskan suatu keadaan awal cerita. Pada tahap ini pengarang sudah mengenalkan tokoh, latar, dan suasana.
(b) Ransangan (inciting moment), yakni munculnya peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan.
(c) Gawatan (rising action), yakni tahapan cerita yang melukiskan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita mulai bergerak. Pada tahap ini sudah mulai ada tanda-tanda konflik yang terjadi antartokoh atau mungkin antara tokoh dengan dirinnya.
(d) Pertikaian (conflict), yaitu mulai munculnya perselisihan antartokoh atau tokoh dengan dirinya sendiri, tetapi belum diselesaikan.
(e) Perumitan (complication), yakni tahapan cerita yang melukiskan konflik mulai memuncak.
(f) Klimaks (climax), yaknik tahapan cerita yang melukiskan konflik mencapai puncaknya.
(g) Peleraian (falling action), yakni tahapan alur yang melukiskan pemecahan masalah dari konflik yang ada.
(h) Penyelesaian (denouement), yakni tahapan alur yang melukiskan akhir suatu cerita yang merupakan penyelesaian masalah.
Macam-macam Alur :
· Alur mundur : jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu.
· Alur maju : jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini
· Alur gabungan : gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama-sama.
PENOKOHAN
Penokohan adalah pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Tokoh Cerita terdiri atas :

1. Peran Protagonis
Peran protagonis adalah peran yang harus mewakili hal-hal positif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang disakiti, baik, dan menderita sehingga akan menimbulkan simpati bagi penontonnya. Peran protagonis ini biasanya menjadi tokoh sentral, yaitu tokoh yang menentukan gerak adegan.

2. Peran Antagonis
Peran antagonis adalah kebalikan dari peran protagonis. Peran ini adalah peran yang harus mewakili hal-hal negatif dalam kebutuhan cerita. Peran ini biasanya cenderung menjadi tokoh yang menyakiti tokoh protagonis. Dia adalah tokoh yang jahat sehingga akan menimbulkan rasa benci atau antipasti penonton.

3. Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran pendamping, baik untuk peran protagonis maupun antagonis. Peran ini bisa menjadi pendukung atau penentang tokoh sentral, tetapi juga bisa menjadi penengah atau perantara tokoh sentral. Posisinya menjadi pembela tokoh yang didampinginya. Peran ini termasuk peran pembantu utama.

Suban membagi karakter menjadi tiga bagian menurut kedudukannya dalam cerita.

1. Karakter Utama (Main Character)
Karakter utama adalah karakter yang mengambil perhatian terbanyak dari pemirsa dan menjadi pusat perhatian pemirsa.. Karakter ini juga paling banyak aksinya dalam cerita.

2. Karakter Pendukung (Secondary Character)
Karakter pendukung adalah orang-orang yang menciptakan situasi dan yang memancing konflik untuk karakter utama. Kadang-kangan karakter pendukung bisa memainkan peranan yang membantu karakter utama. Misalnya sebagai orang keparcayaan karakter utama. Contohnya, sebagai sopir atau bodyguard.

3. Karakter Figuran (Incedental Character)
Karakter ini duperlukan untuk mengisi dan melengkapi sebuah cerita. Mereka serin disebut figuran, karena yang dibutuhkan figuran saja. Mereka sering tampil tanpa dialog. Kalaupun ada, dialognya hanya bersifat informatif. Biasanya mereka digunakan dalam adegan-adegan kolosal dan keramaian. Atau jika tidak kolosal, biasanya mereka memegang profesi di dalam pelayanan umum, misalnya sopir taksi, pembantu, atau petugas di pom bensin.

Blocking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dari tempat yang satu ke tempat yang lain penampilan pemain tidak menjemukan.
Panggung
Panggung adalah tempat para actor memainkan drama.
Latar
Latar adalah bagian dari cerita yang menjelaskan waktu dan tempat kejadian ketika tokoh mengalami peristiwa.
1. Latar sosial : Latar yang berupa waktu, suasana, masa, bahasa
2. Latar fisik : latar yang berupa benda- benda di sekitar tokoh misal rumah, ruang dapur, tamu, rumah, sawah hutan.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Drama
Seorang aktor dikatakan baik apabila ia
· sanggup membawakan dialog sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya.
· Dialog itu bisa terdengar (volume baik), jelas (artikulasi baik), dimengerti (lafal benar), dan aktor bisa menghayati sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah.
· KONSENTRASI
Konsentrasi secara umum berarti "pemusatan". Dalam teater kita mengartikannya dengan pemusatan pikiran terhadap alam latihan atau peran-peran yang akan kita bawakan agar kita tidak terganggu dengan pikiran-pikiran lain, sehingga kita dapat menjiwai segala sesuatu yang kita kerjakan.
· PERNAPASAN
Seorang artis panggung, baik itu dramawan ataupun penyanyi, maka untuk memperoleh suara yang baik ia memerlukan pernapasan yang baik pula. Oleh karena itu ia harus melatih pernapasan/alat-alat pernapasannya serta mempergunakannya secara tepat agar dapat diperoleh hasil yang maksimum, baik dalam latihan ataupun dalam pementasan.
· VOKAL
Untuk menjadi seorang pemain drama yang baik, maka dia harus mernpunyai dasar vokal yang baik pula. "Baik" di sini diartikan sebagai berikut:
- dapat terdengar (dalam jangkauan penonton, sampai penonton, yang paling belakang),
- jelas (artikulasi/pengucapan yang tepat),
- tersampaikan misi (pesan) dari dialog yang diucapkan, dan
- tidak monoton.
· ARTIKULASI
Artikulasi yang dimaksud adalah pengucapan kata melalui mulut agar terdengar dengan baik dan benar serta jelas, sehingga telinga pendengar/penonton dapat mengerti pada kata kata yang diucapkan.
· GESTIKULASI
Gestikulasi adalah suatu cara untuk memenggal kata dan memberi tekanan pada kata atau kalimat pada sebuah dialog. Jadi seperti halnya artikulasi, gestikulasi pun merupakan bagian dari dialog, hanya saja fungsinya yang berbeda. Gestikulasi tidak disebut pemenggalan kalimat karena dalam dialog satu kata dengan satu kalimat kadang kadang memiliki arti yang sama.
· INTONASI
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan tekanan yang diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu:
1. Tekanan Dinamik (keras lemah)
2. Tekanan Nada (tinggi)
3. Tekanan Tempo

Mendeleev's Periodic Table


The Excess of Mendeleev's Periodic Table
Mendeleyev’s periodic table has some strengths being copared to Newlands octave , among other are ;
Tabel periodic Mendeleev memilki beberapa kelebihan dibandingkan dengan oktaf Newlands, yaitu ;
Giving correction to some values of relative atomic mass of the element. The example of the relative atomic mass of uranium is changed from 10 to 240 and beryllium from 13 to 9
Memberikan koreksi pada beberapa harga massa atom relative unsure. Contoh massa atom relative uranium diubah dari 10 mnjadi 240 dan berilium dari 13 menjadi 9.
Mendeleyev places the tellurium element (128 ) before iodine (127).
Mendeleyev menempakan unsure tellurium (128) sebelum iodium (127).
Mendeleyev set a free space in his table. Later in this space he asinged the element scandium, discovered in 1879, which has properties justifying its positon in thant periodic table.
Mendeleyev menyediakan tempat kosong dalam table periodiknya. Tempat ini kemudian diisi oleh unsure scandium yang ditemukan pada tahun 1879, yang mempunyai sifat yang sesuai dengan posisinya dalam table periodic tersebut.
The placement of the noble gasses in the Mendeleyev ‘s periodic table does not modify the early formation of the other elements.
Penempatan unsure unsure gas mulia pada table periodic Mendeleyev tidak mengubah susunan unsure unsure lain sebelumnya.
Despite the fact mendeleyev’s periodic table has some strengths, mendeleyev’s periodic table is stiil has some weakness, that issome sequence of the elements placement apprantly inappropriate to the increase of their atomic mass.
Meskipun tabel periodik mendeleev memiliki beberapa kelebihan, tetapi tabel periodik mempunyai kekurangan, yaitu beberapa urutan penempatan unsure ternyata tidak sesuai dengan kenaikan massa atomnya.

Rabu, 02 Maret 2011

TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta)


Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
A. Ciri-ciri tumbuhan paku
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil berfungsi untuk menghasilkan spora.
Reproduksi Paku
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang.
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :
Metagenesis Tumbuhan Paku
D. Klasifikasi
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Paku Homospora,
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)
2. Paku Heterospora
Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang kecil disebut mikrospora (gamet jantan). Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan Semanggi (Marsilea).
3. Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, serta diketahui gamet jantan dan betinanya. Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum)
Berdasarkan ciri tubuhnya, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu paku purba (Psilopsida), paku kawat (Lycopsida), Paku ekor kuda (Sphenopsida), dan paku sejati (Pteropsida).
1. Paku Purba (Psilopsida)
Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati.
Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum).
2. Paku Kawat (Lycopsida)
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.
Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.
3. Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik. Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.
4. Paku Sejati (Pteropsida)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), Paku sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia antarctica.
E. Manfaat Tumbuhan Paku
Beberapa jenis tumbuhan paku dapat diamanfaatkan bagi kepentingan manusia. Jenis tumbuhan paku yang dapat dimanfaatkan yaitu semanggi (Marsilea crenata) dimakan sebagai sayur, paku rane (Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka, Paku sawah (Azolla pinnata) sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, suplir (Adiantum cuneatum) dan paku rusa (Platycerium bifurcatum) sebagai tanaman hias.
LUMUT
(BRYOPHYTA)
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil a dan b. lumut bersifat autotrof. Lumut merupakan tumbuhan peralihan antara tumbuhan lumut berkormus dan bertalus. Lumut dapat beradaptasi untuk tumbuh di tanah, belum mempunyai jaringan pengangkut, sudah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
A. Ciri-ciri Lumut
· Tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
· Gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbentuk seperti payung.
· Sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik.
· Habitatnya ditempat lembab.
· Belum mempunyai akar-batang-daun sejati, tidak memiliki berkas pengangkut, atau (atracheophyta).
· Berspora, sudah membentuk embrio, generasi gametofit yang dominan
· Memiliki alat perkembangbiakan multisel.
· Alat kelamin :
1. Arkegonium (betina)
2. Anteridium (jantan)
· Berdasarkan letak alat kelaminya:
1. Lumut berumah 1 (pada satu individu ada dua alat kelamin)
2. Lumut berumah 2 (pada satu individu hanya ada satu alat kelamin)
· Berdasarkan habitus (perawakan) lumut dibagi 2 :
1. Lumut daun (musci)
2. Lumut hati (hepaticae)
· Lumut mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). Tumbuhan lumut sebagai generasi gametofit, sedngkan sporogonium sebagai generasi sporofit.
· Bagian-bagian sporofit (sporogonium) :
1. Tangkai sporofit, disebut Seta
2. Kotak spora (sporangium, kapsul spora) yang mengandung sel induk spora.
3. Tudung (kaliptra) berasal dari arkegonium, yang robek akibat pertumbuhan memanjang sporofit.
4. Annulus yang terdapat diatas kapsul spora.
5. Operculum, terdapat dipuncak kapsul spora.
Reproduksi Lumut
Metagenesis adalah Pergiliran keturunan secara Vegetatif dengan yang Generatif bergantian. Pergiliran keturunan menghasilkan Organ kelamin disebut Gametofit (Tumb. Lumut). Pergiliran keturunan yang menghasilkan spora disebut fase Sporofit ( Sporogonium). Artinya di tubuh Tumuhan lumut pada semua organ daun dan batangnnya tidak ada spora. Spora baru kita temukan di Sporogonium ( bangunan gelembung berisi spora) yang menempel di tumbuhan lumut
Metagenesisnya berurutan dari : Spora - Protonema - Tumbuhan Lumut - menghasilkan Anteridium dan Arkegonium - Anteridium menghasilkan sperma dan Oogonium menghasilkan ovum - Segera spermatozoid menemui ovum di arkegonium membentuk Zygot Geraknya secara kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkan oleh sel telur - Zygot di arkegonium akan tumbuh menjulang membentuk tangkai yang kemudian menggembung membentuk Sporogonium.
Klasifikasi Lumut

Terdiri dari 3 kelas yaitu :
1. kelas Hepaticopsida (Hepaticae)
2. kelas Anthocerotopsida (Anthocerotae)
3. kelas Bryopsida (Musci)


1. Hepaticopsida berasal dari kata “ Hepatica” artinya Hati maka dikenal dengan nama lumut hati.

Ciri – Ciri :

• Gametofit berwarna hijau, pipih, dorsiventral, struktur talus sederhana atau terdifrensiasi atas batang dan daun-daun, menempel pada tanah dengan menggunakan rizoid.
• Sporofit tidak mempunyai sel yang mengandung kloroplas dan didalamnya tidak ada kolumella
.
• Spora yang berkecambah tidak melalui pembentukan protonema
.

2. Kelas Antheroceropsida / Lumut Tanduk

Ciri – Ciri :
• Gametofit berbentuk lembaran.
• Sporofit berbentuk pipa memanjang ke atas, seperti tanduk
.
• Di dalam “tanduk” dihasilkan spora
.
• Struktur anatomi talus homogen, tiap sel mengandng satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar
.
Sporogonium terdiri atas kaki dan kapsul saja.
• Spora berkecambah tidak membentuk protonema
.
• Perkembangbiakan aseksual sama dengan lumut hati

3. Kelas Bryopsida
Merupakan kelas yang paling besar dan paling tinggi tingkatan perkembangannya diantara ketiga kelas briopyta. Dikenal dengan lumut daun.
a. Paroisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang sama tetapi dalam kelompok yang berbeda.

b. Autosisi : Apabila anteridia dan arkegonia terletak pada cabang yang berbeda.

c. Sinoisis : apabila anteridia dan arkegonia terletak pada kelompok
dan cabang yang sama.

Manfaat Lumut
Manfaat lumut bagi kehidupan antara lain: Marchantia polymorpha untuk mengobati penyakit hepatitis, Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapas, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah.
PERSAMAAN & PERBEDAAN LUMUT dengan PAKU
Persamaan lumut dengan tumbuhan paku:
1. Memiliki klorofil
2. Berukuran makroskopis
3. Berkembangbiak dengan spora
4. Habitat di tempat yang lembab dan basah
5. Bermetagenesis (melakukan proses pergantian keturunan)
6. Alat kelamin sama, untuk jantan disebut Anteridium dan untuk betina disebut Arkegonium
7. Memiliki annulus
Perbedaan lumut dengan tumbuhan paku:
1. Lumut belum memiliki akar, batang dan daun sejati.
Sedangkan tumbuhan paku sudah memiliki akar serabut, batang berupa rhizoma, dan daun sejati yaitu topofil dan sporofil.
2. Lumut belum memiliki berkas pengangkut (Atracheophyta).
Sedangkan tumbuhan paku sudah memiliki jaringan akar pembuluh sehingga dimasukan ke dalam kelompok Tracheophyta.
3. Lumut generasi gametofitnya adalah tumbuhan lumut dan generasi sporofitnya berupa sporogonium. Sedangkan tumbuhan paku generasi gametofitnya adalah protalus dan generasi sporofitnya adalah tumbuhan paku.

Keanekaragaman Hayati

A. Konsep Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu makhluk hidup. Gen-gen membentuk molekul rantai ganda terpilin yang disebut DNA. Susunan gen (genotip) akan mengekspresikan sifat individu (fenotip). Genotif merupakan sifat yang tidak tampak dan terdiri atas susunan gen. Fenotif merupakan sifat yang tampak dari luar dan merupakan interksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Contohnya:

1. kelapa menunjukan adanya variasi bentuk perawakan dan buah. Misalnya : kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor, dan kelapa Hibrida

2. rambutan menunjukan adanya variasi bentuk buah, warna kulit buah, dan ukuran buah. Misalnya: rambutan batuk, rambutan antalagi, rambutan garuda dsb.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis

Keneanekaragaman hayati tingkat jenis memperlihatkan adanya variasi betuk, penampilan, jumlah, dan sifat lain antara satu jenis dengan jenis yang lain dengan jelas. Variasi pada tingkat jenis disebabkan jumlah, bentuk, dan susunan kromosom berbeda, vaktor lingkungan hibridasi, dan mutasi kromosom.

Contohnya:

1. Dalam kelompok palem-paleman terdapat siwalan(lontar), kelapa, aren, dan pinang. Ini memperlihatkan adanya variasi bentuk batang, daun, buah dan habitatnya.

2. Dalam kelompok burung(aves) terdapat itik, ayam, merpati, burung perkutut, burung jalak dsb. Ini memperlihatkan adanya variasi penampilan, bentuk, perawakan, suara dan warna bulu.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler)sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dankelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia,seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.

Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam . Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antarakomponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula.

Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalumelakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem. Yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem adalah perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentukekosistem.

B. Keanekaragaman Hayati Indonesia

Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya beberapa variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifatnya yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup. Indonesia memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Indonesia merupakan Negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati tertinggi kedua setelah Brazil. Taksiran jumlah spesies kelompok utama makhluk hidup adalah sebagai berikut:

Hewan menyusui : 300 spesies

Burung : 7500 spesies

Reptil : 2000 spesies

Tumbuhan biji : 25000 spesies

Paku-pakuan : 1250 spesies

Lumut : 7500 spesies

Ganggang : 7800 spesies

Jamur : 72000 spesies

Bakteri & Ganggang hijau biru : 300 spesies

Penyebaran Keanekaragaman Hayati

1. Penyebaran Flora Indonesia

Indonesia termasuk dalam kawasan Malesiana yang terdiri atas Indonesia, Filipina, Semenanjung Malaya, dan Papua Nugini. Berikut ini akan diuraikan penyebaran flora di Indonesia.

a) Daerah Hutan Hujan Tropis

Di Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi dan sedikit Jawa Barat bagian selatan.

Ditumbuhi beragam jenis pohon besar dan kecil dengan ketinggian mencapai 60 m.

Antara lain kamper, eboni, meranti, dammar, kemenyan dan rotan.

b) Daerah Hutan Musim

Di pulau Jawa.

Ditumbuhi oleh pohon jati dan cemara.

c) Daerah Sabana

Di Madura dan Dataran Tinggi Gayo (Nangroe Aceh Darussalam).

Ditumbuhi rumput yang dikelilingi semak-semak

d) Padang Rumput (Stepa)

Di pulau Sumba, Sumbawa, Flores, dan Timor.

Wilayah ini umumnya memiliki padang rumput yang luas dan daerah terkering terdapat di Lembah Palu yang hanya ditumbuhi oleh kaktus.

2. Penyebaran Fauna di Indonesia

Penyebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan garis Weber dan garis Wallace. Garis Weber membentang dari sebelah timur Sulawesi ke selatan hingga Pulau Aru. Garis Wallace memanjang mulai selat Lombok ke utara melewati selat Sulawesi dan Philipina selatan.

a) Fauna Indonesia Barat

Meliputi pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Faunanya khas Oriental (Asiatis). Banyak spesies mamalia besar dan primata (kera) seperti banteng, harimau, gajah Jawa, orangutan, bekantan, dan spesies burung berwarna sedikit yaitu jalak Bali.

b) Fauna Indonesia Timur

Meliputi pulau Irian (papua), Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Faunanya khas Australialis. Banyak spesies mamalia berkantung seperti kangguru, mamalia berukuran kecil seperti koala, kuskus, opossum, walabi, bandikot, burung dengan warna beragam seperti cendrawasih, kakaktua, kasuari dan lain-lain.

c) Fauna Indonesia Tengah

Meliputi pulau Sulawesi, Nusa Tenggara (P.Lombok, P.Sumbawa, P.Flores, dan P.Timor) dan pulau di sekitarnya. Merupakan daerah peralihan oriental dan Australia. Faunanya tipe peralihan (Asia-Australia). Contoh faunanya adalah babirusa, komodo, anoa, kuskus, opossum, kukang, kera Macaca dan lain-lain.

3. Fauna-Flora Endemik

Definisi dari spesies endemik adalah spesies lokal, unik, dan hanya dapat ditemukan di daerah atau pulau tertentu. Sekitar 65% fauna di kepulauan Mentawai (pantai barat Sumatera) yaitu di pulau Siberut, merupakan spesies primate yang endemik. Misalnya Macaca pignensis, Simias concolor, Bilou (Hylobates klosii), dan Presbytis potenziani. Mamalia lain yang digolongkan sebagai spesies endemic adalah lima jenis tupai, yaitu Callosciurus melanogaster, Lariscus obscures, Sundasciurus fraterculus, Lomy sp. dan Hylopetes spora.

Fauna lain yang hanya terdapat di Indonesia adalah badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) yang endemik di Ujung Kulon, tangkasi (Tarsius spectra), burung maleo, dan anoa (Bubalus depressicornis) endemik di Sulawesi.

Sedangkan flora endemiknya antaralain Rafflesia arnoldi endemik di Bengkulu, Sumatera Barat dan Jambi, Rafflesia borneensis endemik di Kalimantan dan matoa (Pometia pinnata) serta buah merah yang endemik di Papua.

4. Fauna-Flora Langka

Antara lain badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus), badak Sumatera, harimau Sumatera, orangutan Sumatera, orangutan Kalimantan, bekantan (Nasalis larvatus), jalak bali cendrawasih, burung maleo, kakaktua raja (Probosciger aterrimus), kasuari dan penyu hijau (Chelonia mydas). Floranya adalah Rafflesia borneensis, Rafflesia arnoldi, matoa, pohon cendana, gandaria, dan sebagainya.

C. Manfaat Keanekaragaman Hayati

1. Untuk bahan pangan

Padi, jagung, sagu dan umbi-umbianmerupakan sumber karbohidrat. Berbagai jenis buah-buahan dan sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Demikian pula berbagai hewan ternak merupakan sumber protein hewani.

2. Untuk bahan obat-obatan

Tanaman obat-obatan terutama berasal dari famili Zingiberaceae, seperti jahe,kunyit, lengkuas, kencur dan temulawak digunakan sebagai obat-obatan.

3. Untuk bahan industri dan bangunan

Tumbuhan dapat digunakan sebaga bahan baku industri kertas, pakaian, dan wewangian. Contohnya Gaharu yang digunakan sebagai bahan wewangian yang mahal.

4. Untuk fungsi ekologi

Tumbuhan mampu menghasilkan oksigen yang dibutuhkan untuk pernapasan organisme melalui proses fotosintesis. Beberapa jenis serangga seperti kupu-kupu dan lebah bermanfaat dalam penyerbuan tanaman.

5. Untuk keindahan

Berbagai jeni tumbuhan digunakan sebagai tanaman hias. Beberapa jenis hewan juga dimanfaatkan manusia karena keindahan bulunya atau kemerduan suaranya, misalnya burung.

6. Sebagai bahan untuk penelitian

Penelitian kedokteran sering kali menggunakan hewan percobaan. Misalnya kelinci dan tikus yang digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu obat.

7. Sebagai sumber plasma Nutfah

Hewan, tumbuhan dan mikroba yang bersifat unggul dapat dibudidayakan untuk memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia. Plasma Nutfah hewan banyak tersimpan pada hewan domestika maupun yang masih hidup liar di hutan.

D. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati

Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah.

Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah.

Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Perusakan Habitat

Jika habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.

Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.

2. Penggunaan Pestisida

Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.

3. Pencemaran

Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.

4. Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar

Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh tumbuhan dan hewan asli.

5. Penebangan

Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan plasma nutfah.

6. Seleksi

Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.

E. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Beberapa Upaya Untuk Menjaga dan Melindungi Keanekaragaman Hayati.

· Konservasi adalah usaha pemeliharan dan perlindungan keanekaragaman hayati secara teratu untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan. Konservasi atau pelestarian dilaksanakan dengan dua cara yaitu in situ dan ek situ. Pelestarian in situ merupakan pelestarian keanekaragaman hayati di habitat aslinya, misalnya Orang Utan di Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah dan Komodo di Pulau Komodo di NTT. Sedangkan, pelestaran ek situ merupakan pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya misalnya, Harimau Sumatera dan burung Jalak Bali di kebun binatang dan tanaman buah di di kebun buah Mekarsari di Jakarta.

· Rehabilitas merupakan usaha pemulihan keanekaragaman hayati yang rusak ke keadaan semula misalnya rehabilitas terumbu karang.

· Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

· Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

· Melarang kegiatan perburuan liar.